Ekonomi
Kreatif
Kesuksesan
Diversifikasi Hortikultura Jepang di Kota Lembang
Konsep ekonomi kreatif merupakan
sebuah konsep ekonomi di era ekonomi baru yang mengintensifkan informasi dan
kreativitas dengan mengandalkan ide dan stock
of knowledge dari Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai faktor produksi utama
dalam kegiatan ekonominya. Struktur perekonomian dunia mengalami transformasi
dengan cepat seiring dengan pertumbuhan ekonomi, dari yang tadinya berbasis
Sumber Daya Alam (SDA) sekarang menjadi berbasis SDM, dari era pertanian ke era
industri dan informasi. Alvin Toffler (1980) dalam teorinya melakukan pembagian
gelombang peradaban ekonomi kedalam tiga gelombang. Gelombang pertama adalah
gelombang ekonomi pertanian. Kedua, gelombang ekonomi industri. Ketiga adalah
gelombang ekonomi informasi. Kemudian diprediksikan gelombang keempat yang
merupakan gelombang ekonomi kreatif dengan
berorientasi pada ide dan gagasan kreatif.
Konsep ekonomi kreatif ini semakin
mendapat perhatian utama di banyak negara karena ternyata dapat memberikan
kontribusi nyata terhadap perekonomian. Di Indonesia, gaung Ekonomi Kreatif mulai terdengar saat
pemerintah mencari cara untuk meningkatkan daya saing produk nasional dalam
menghadapi pasar global. Pemerintah melalui Departemen Perdagangan yang bekerja
sama dengan Departemen Perindustrian dan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil
Menengah (UKM) serta didukung oleh KADIN kemudian membentuk tim Indonesia
Design Power 2006 2010 yang bertujuan untuk menempatkan produk Indonesia menjadi
produk yang dapat diterima di pasar internasional namun tetap memiliki karakter
nasional. Setelah menyadari akan besarnya kontribusi ekonomi kreatif terhadap
negara maka pemerintah selanjutnya melakukan studi yang lebih intensif dan
meluncurkan cetak biru pengembangan ekonomi kreatif.
Misalkan dalam bidang pertanian,
berdasarkan hasil studi lapangan yang penulis lakukan tahun 2011 di Desa
Cibodas, Lembang-Bandung. Kota Lembang sekarang ini tidak hanya dikenal sebagai
“kota bunga” tetapi karena tanahnya yang subur dan suhu udara yang cocok untuk
budidaya hortikultura dan kegiatan budidaya hewan ternak sekarang di Kota
Lembang sudah banyak masyarakat yang membudidayakan hortikultura Jepang,
budidaya kelinci dan lebih mendiversifikasikan dan memperkaya tanaman bunganya.
Pemerintah Kota Bandung bekerjasama
dengan Pemerintah Daerah untuk meningkatkan UKM terutama dibidang pertanian.
Wujud nyatanya adalah melalui kredit usaha pertanian, yaitu pemberian modal
usaha untuk memulai UKM di bidang pertanian dan serta pembinaan yang sangat
insentif guna untuk memantau perkembangan UKM yang dilaksanakan.
Di lembaga P4S Tani Mandiri yang
berada di Cibodas, berbagai hortikultura Jepang yang menjadi makananan pokok
dan supply utama supermarket besar di
Jakarta, sudah dapat dibudidayakan. Petani memulai dari menanam satu jenis
tanaman tomat Jepang, lalu merambat ke edamame
(kedelai Jepang), hingga sekarang sudah memiliki hampir 20 jenis
hortikultura Jepang yang akan dipasarkan ke supermarket besar di Jakarta.
Setahun sekali dilakukan pameran diversifikasi hortikultura Jepang yang
bertujuan untuk mengikat tali persaudaraan dan tetap mengembangkan kegiatan
tani. Pameran diversifikasi ini sangat didukung dan diapresiasikan oleh
Gubernur Bandung dan Mentri Pertanian yang selalu menghadiri acara tersebut.
Walau pameran bersifat “mini” dan sederhana tetapi konsep diversifikasi
hortikultura Jepangnya sangat tercapai dan usaha untuk meningkatkan UKM di
bidang pertanian di Kota Lembang terkhusus di Desa Cibodas hampir tercapai
penuh. Bagaimana dengan Kota Bekasi? Apakah semangat untuk mengembangkan dan
mendiversifikasikan produk local sudah seperti di desa kecil Cibodas? Mari tanya
pada pribadi masing-masing..
Sumber
:
-
Situs Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Republik Indonesia (http://www.budpar.go.id)
-
Blog
detik - Ekonomi Kreatif (http://arifh.blogdetik.com/ekonomi-kreatif/)
Tugas Softskill Perekonomian
Indonesia
Roslinda Oktavia Sitakar
Kelas 1EB20 NPM 2A212097
S1-Akuntansi Universitas Gunadarma